Sistem Cooling-off di Jepang, balikin barang…

“ya, kamu bisa ngembalikan barang yang kamu beli seminggu setelah kamu beli.”, Kata salah seorang disini.

“ha? yang bener?”, tanyaku lagi.

“yup, aturan disini seperti itu.”, jawab dia lagi.

Spontan beberapa saat kemudian aku sumringah. Maklum, abis beli sampel buat penelitian, ternyata salah beli. Agak ga enak juga sih, soale pake uange kampus. hahaha..  Jadi rencana pada minggu itu adalah mengembalikan barang yang udah dibeli.

Tapi ternyata, hal tersebut tidak pernah terjadi. Barang yang seharusnya dikembalikan malah dijadikan bahan untuk penelitian. hahaha.. alhasil, belum sempat mencoba apakah benar bisa mengembalikan barang.

Selang beberapa minggu kemudian, datang mahasiswa baru ke Universitas Kagawa. Mas Hermawan namanya. Panggilannya sih Ari, tapi karena udah kebiasaan nyebut nama depan, ya dipanggillah Hermawan. –meskipun selama belajar dia selalu mengenalkan diri sebagai Ari, Anak Republik Indonesia- ini becanda dink.. :p

Singkat kata, dia ini mendapat supporter yang enggak bisa bahasa Inggris. Ya, sebenarnya wajar sih, orang Jepang sini kadang nggak bisa bahasa Inggris, termasuk supporter saya, yang saat ini udah jauh lebih lancar daripada pas awal ketemu. Keren ig, dalam beberapa bulan udah lumayan lancar.. :D

karena supporter yang nggak bisa bahasa inggris itu, percakapan dilakukan dengan bahasa Isyarat. Ak uk ak uk, alias kayak monyet. Maklumlah, mas Hermawan ini emang dari hutan.  Jadi pake bahasa Tarsan gitu. hahahha. *eh. Dan nggak enaknya, dia ngajakin mas Hermawan untuk beli ini beli itu pas awal-awal datang.

Waaks! Kebayang donk, kalo belajar di negeri orang harus siapin duit berapa buat ini itu? tapi untung bukan itu yang kita bahas. karena emang nggak sesuai dengan judul ntar. hahaha..

Salah satu yang dibeli adalah Rice Cooker!

Benar sekali! (emang siapa yang tanya dan siapa jawab??) Reskuker ini merupakan salah satu item yang wajib dimiliki oleh siapapun yang tinggal sendirian di Jepang, termasuk yang tinggal berdua, bertiga, berempat, dst.. Gimana nggak penting, orang kita tiap hari makan nasi. Emangnya ayam, tiap hari makan jagung? hahaha.. :D

akhirnya, Mas Hermawan tadi beli reskuker seharga sekian ribu yen.

“busyet, beli mahal amat? punyaku gratis. nemu di tempat sampah.” *evilsmirk*

Sehubungan dengan saya adalah seorang kakak yang baik. *hasyah!* maka saya menawarkan untuk dikembalikan ke penjual aslinya. Dengan catatan, bahwa barang masih bagus dan ada struk pembelian.

Untung aja sama dia masih disimpen. jadi, misi untuk mengembalikan reskuker kemungkinan bisa berjalan dengan baik. Pun dengan bungkus dan kemasan reskuker yang masih utuh dan tidak ada cacat. “99,9% mulus gan”, kata agan-agan kaskuser.

dan akhirnya, kami berangkat ke toko tempat mas Hermawan membeli reskuker, yang letaknya kira2 dengan mbrangkang aja bisa nyampe saking dekatnya. *plak, gundulmu jok!*. beruntung, cuaca sedang bersahabat, dimana tidak ada alang merintang, kecuali jika kita main halang rintang.

“irrashaimase”, ucap ibu-ibu penjaga toko.

“sumimasen, nihonggo wakarimasen”, jawabku mantab.

“lha kui opo?”, ternyata ibu-ibunya bisa bahasa Jawa! Luar Biasa!!

“anoo, henkin ii desuka?” tanya saya ala kadarnya sambil ngawur.

“hai! monggo. sebelah sana”, jawab beliau dengan senyum.

Kami pun segera menuju ke arah yang ditunjuk. Sekali lagi, ada ibu-ibu yang melayani kami. (Ini tokonya kebanyakan ibu-ibu nya ih, ga seger…:hammer:). Sembari membawa reskuker yang gedhenya segrambreng. FYI, reskuker yang dibeli mas Hermawan ini termasuk reskuker mahal yang ajib. kayak punyaku yang nemu di tempat sampah.. hahahaa..

tanpa banyak tanya, beliau menyodori saya secarik kertas surat nikah untuk ditandatangani mas Hermawan. Kayaknya ibu-ibunya masih single. Bukan, ngaco! Isinya tentu saja berbahasa Jepang, yang saya sendiri nggak ngerti bagaimana baca dan artinya.. hahaha..

Untung beliau baik. (sumpah, penjaga toko sini baik2 cui). Jadi kami ditunjukkan harus nulis apa dan dimana. Cukup nulis nama dan alamat, tanpa perlu tanggal lahir dan hobby. Bahkan kami pun tidak ditanyai, alasan ngebalikinnya gmn..

Dan Voilla! mas Hermawan dapat uang cash, sesuai dengan harga reskuker yang dia beli…

wait, kenapa aku menceritakan Hermawan sih?

Jadi sebenarnya, di Jepang itu ada aturan dimana kita bisa ‘mengembalikan’ barang yang kita beli, dalam tenggat waktu 8 hari, termasuk hari pembelian. Biasanya sih karena ada sales door to door. tetapi dalam kasus jual beli barang, selama masih bagus dan dalam waktu kurang dari 8 hari, barang yang kita beli bisa dikembalikan.

Aku kemarin malah mengembalikan case iphone, dimana screen guardnya udah aku pasang (dan aku lepas kembali), dan aku kembalikan beserta case dan box serta struk pembelian. Pihak penjual tidak bertanya alasannya apa. Kemungkinan sih karena aku nggak bisa bahasa Jepang. hahahaha.. (sebenarnya sih karena mereka begitu menghargai orang lain.. gitu aja)

Sementara temanku, sehari beli langsung dikembalikan, tanpa komplain dari penjual. Alasannya apa baru ditanyakan setelah uang diberikan. “lha iki tuku spiker, suarane tambah cilik”. Mereka pun tertawa bareng, bahagia selamanya…

:D

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top
x  Powerful Protection for WordPress, from Shield Security
This Site Is Protected By
Shield Security